Perkembangan QA/QC

Dewasa ini, kualitas atau mutu suatu produk maupun layanan menjadi tolak ukur yang digunakan konsumen dalam menilai atau membedakan suatu produk atau layanan. Mutu sendiri memiliki pengertian tingkat baik buruknya suatu produk maupun layanan yang dihasilkan. Tentunya hal ini memengaruhi persaingan pasar antar produsen maupun penyedia layanan dalam memberikan produk ataupun layanan kepada konsumen. Produsen ataupun penyedia layanan harus memiliki cara untuk dapat menjaga maupun meningkatan mutu dari produk dan layanan yang mereka hasilkan. Untuk menjaga maupun meningkatkan mutu produk atau layanan dapat digunakan dua teknik yakni penjaminan mutu (quality assurance) dan pengendalian mutu (quality control).

Definisi QA/QC

Pada dasarnya QA/QC merupakan dua hal yang berbeda namun saling berkaitan satu sama lain. QA merupakan suatu tindakan yang terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu sehingga dapat diterima oleh konsumen. Kegiatan dalam QA meliputi perencanaan mutu, sertifikasi ISO (International Organization for Standardization) dan audit sistem manajemen dan lainnya. Sedangkan QC merupakan tindakan dan teknik operasional yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu dengan melakukan berbagai penilaian, inspeksi, pengamatan dan lainnya. Komponen program QA meliputi manajemen, pendokumentasian, pelatihan, SOP, fasilitas laboratorium, kalibrasi dan pemeliharaan peralatan, sampling, penerimaan sampel, penyimpanan dan pemusnahan, pelaporan hasil, implementasi GLP, dan audit kesesuaian. Sedangkan untuk komponen program QC meliputi internal QC dan eksternal QC.

Perbedaan QA/QC

Beberapa perbedaan antara QA dan QC diantaranya, yaitu :
1. Seorang QA fokus pada pencegahan cacat, sedangkan QC fokus pada identifikasi atau menemukan cacat;

2. Seorang QA mencari cara yang paling efektif untuk menghindari cacat, sedangkan QC berusaha untuk mendeteksi kecacatan dan kemudian mencari cara perbaikan untuk membuat kualitas produk menjadi lebih baik;
3. Proses pro-aktif bagi QA dan proses yang reaktif bagi QC;
4. Pendekatan yang digunakan seorang QA berdasarkan proses (process base approach), sedangkan pendekatan berdasarkan produk (product base approach) bagi seorang QC;
5. Seorang QA melibatkan proses dalam menangani masalah kualitas, sedangkan seorang QC melakukan verifikasi terhadap kualitas produk itu sendiri (pada produknya);
6. Contoh proses pada QA yaitu kualitas audit (Quality Audit). Contoh proses pada QC yaitu inspeksi dan pengujian (testing) terhadap produk.

QA/QC Laboratorium Pengujian

QA/QC dapat dilakukan pada laboratorium yang merupakan instansi atau lembaga pengujian ISO/IEC 17025. Pada operasional laboratorium pengujian bertujuan untuk memastikan kehandalan data yang dihasilkan oleh laboratorium dari serangkaian sampel tertentu. Namun, pada akhirnya tujuan dari QA/QC laboratorium pengujian ialah laboratorium menghasilkan data yang konsisten secara kualitas dengan kondisi sumber daya yang ada di dalamnya. Selain itu, melihat antusias masyarakat beberapa tahun belakangan ini yang mulai memperhatikan penetapan standar mutu khususnya laboratorium pengujian (ISO/IEC 17025). Tuntutan informasi teknis dari setiap produk atau layanan yang diperdagangkan menuntut laboratorium penguji untuk meningkatkan kompetensi dan kepercayaan terhadap hasil uji yang absah. Adapun kebutuhan minimal laboratorium pengujian berbasis ISO/IEC 17025 meliputi personil, peralatan, metoda, bahan, ruangan, dan manajemen yang akan menghasilkan kualitas analisis data yang baik dan layak.

Data yang dihasilkan dari suatu laboratorium pengujian tidak semuanya dapat dinyatakan valid. Pasalnya sebuah data harus memiliki unsur pasti keabsahan hasil (kendali mutu uji) yang telah dinyatakan memenuhi syarat keberterimaan standar metodenya. Adapun syarat – syarat keberterimaan dapat dilihat dari standar metode internasional misalnya AOAC, APHA, ASTM, ICH, USP, IUPAC dan lainnya maupun Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini dilakukan untuk memastikan data yang dikeluarkan oleh laboratorium pengujian adalah benar – benar valid. (Indri Mariska)

Referensi:
Khotib M. 2017. Penjaminan dan Pengendalian Mutu Pengujian (QA/QC): Aplikasi Statistika. Bogor (ID): Laboratorium Kimia Terpadu, Departemen Kimia, IPB University. https://upt-ldt.unja.ac.id/index.php/penjaminan-dan-pengendalian-mutu-pengujian-qa-qc/ 
Sumiyanto W. 2020. Peran Laboratorium dalam Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Jakarta (ID): Pusat Pengendalian Mutu, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/DitJaskel/publikasi-materi-2/peta-jejaring/Peran%20Laboratorium%20dalam%20Pengendalian%20Mutu%20(28%20Juli%202020)1.pdf