Rayap sering kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari terutama pada kayu-kayu lapuk, tumpukan
dokumen arsip di gudang dan bangunan tidak berpenghuni. Rayap merupakan jenis serangga sosial
dari Ordo Isoptera yang hidupnya dalam kelompok atau biasa disebut koloni. Serangga ini memiliki
peranan sangat penting di lingkungan yaitu sebagai serangga dekomposer. Pada lingkungan manusia
rayap dikategorikan sebagai hama karena menimbulkan kerugian. Terdapat banyak sekali jumlah
spesies rayap di dunia, ada sekitar 2.648 spesies yang digolongkan menjadi 7 famili dan 281 genus.

Baca juga: Mengenal Pengendalian Hama Gudang | Blog IPB Training

Jenis-Jenis Rayap

Dalam satu koloni rayap memiliki tiga kasta yaitu kasta prajurit, kasta pekerja dan kasta reproduktif.
Setiap kasta memilki perbedaan fisik dan fungsinya. Kasta prajurit memiliki peranan menjaga sarang
dari bahaya dan serangan musuh. Kasta pekerja memilki peranan membangun, memperbaiki sarang,
memelihara ratu dan raja serta mencari makan. Sedangkan kasta reproduktif bertugas untuk
berkembang biak serta membuat koloni baru.

Terdapat tiga jenis rayap di Indonesia yang sering kita jumpai yaitu rayap tanah, rayap kayu kering dan rayap kayu basah. Rayap tanah memiliki ciri khas yaitu berada didekat sumber kelembaban dan memiliki sarang berbentuk gundukan tanah, salah satu spesiesnya yaitu Macrotermes sp. Rayap kayu kering sering ditemukan pada rumah atau bangunan yang tidak ditempati, rayap ini menghasilkan butiran – butiran kayu (Drywood) yang merupakan kotoran rayap, salah satu spesiesnya adalah Cryptotermes sp. Jenis terakhir adalah rayap kayu basah, rayap ini sering ditemukan pada kayu basah dan di area lembab, salah satu spesiesnya yaitu Glyptotermes.

Teknik Monitoring Keberadaan Rayap

Keberadaan rayap perlu dideteksi untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan. “Rayap memiliki kehidupan yang berbeda dengan kebanyakan serangga pada umumnya yaitu di dalam tanah. Monitoring keberadaan rayap dapat dilakukan jika rayap sudah dalam bentuk lain, dalam hal ini kasta reproduktif dengan bentuk laron. Laron merupakan bentuk dewasa dari kasta reproduktif yang akan berkembang biak untuk membuat koloni baru. Laron dapat dijumpai sore  hari, keberadaan laron dapat diindikasikan adanya sarang rayap di dekat daerah tersebut.”  ujar Prof. Dr. Sulaeman Yusuf, M.Agr. selaku Pakar Rayap dan trainer IPB Training.

Permasalahan yang ditimbulkan Rayap

Rayap memiliki kemampuan untuk mencerna senyawa selulosa. Senyawa ini merupakan komponen
mayor penyusun kayu, selain itu selulosa juga dapat ditemukan di daun, batang, kertas, tissu, karton
serta produk-produk turunan kayu. Hal ini sangat merugikan bagi manusia terutama dalam segi
ekonomi dan dari segi fungsi, kegunaan produk turunan kayu akan sangat menurun.

Perilaku alamiah yang dimilki rayap adalah selalu menghindari cahaya atau tidak dapat terkena sinar
matahari secara langsung, hal ini dapat menjadi dasar pengendalian rayap. Pengendalian rayap
dapat dilakukan dengan secara fisik maupun kimia. Pengendalian secara fisik dapat dilakukan
dengan cara rutin membersihkan perkakas perabot rumah tangga berbahan dasar kayu terutama
pada sudut yang sulit dijangkau minimal dua minggu sekali. Langkah ini akan membuat lingkungan
rumah menjadi bersih dan kering serta menghindari menyimpan dokumen atau kertas yang
ditumpuk diatas lantai, hal ini akan memancing kehadiran rayap. Usahakan diberikan tempat khusus
untuk penyimpanan dokumen atau kertas.

Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan metode anti rayap pasca kontruksi. Metode ini
dilakukan pada bangunan atau rumah siap huni. Lantai pada bangunan atau rumah akan diberikan
lubang dan suntikkan termisida yang bersifat slow reaction. Ketika termisida sudah masuk kedalam
lubang, rayap yang terpapar akan membawa termisida aktif ke koloninya, sampai semua koloni
habis secara beruntun (Alfinanda Santriagung).

Tertarik mengikuti pelatihan Pengendalian Hama? Temukan pelatihan terkait Pengendalian Hama dan Pertanian On-Farm

Referensi :
Augustina S, Wahyudi I, Darmawan IW, Malik J, Kojima Y, Okada T, Okano N. 2021. Effect chemical characteristics on mechanical and natural durability properties of three Lesser-Used wood species. JSL. 9 (1) : 161 – 178.
Habibi, Diba F, Siahaan. 2017. Keanekaragaman jenis rayap di Kebun Kelapa Sawit PT. Bumi Pratama Khatulistiwa Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari. 5(2) : 481 – 489.
Savitri A, Martini, Yuliawati. 2016. Keanekaragaman jenis rayap tanah dan dampak serangan pada bangunan rumah di Perumaan Kawasan Mijen Kota Semarang. JKM. 4 (1) : 100 – 105.

Gambar: pk789 dan litbang.kemendagri.go.id