Kegiatan memelihara hewan seperti kucing di rumah belakangan ini marak dilakukan oleh masyarakat secara luas. Kucing lebih dominan dijadikan sebagai hewan kesayangan karena karakternya dinilai dapat menghilangkan stres dan menemani aktivitas di rumah. Kucing peliharaan harus dirawat dan dijaga dengan baik mengingat keberadaannya dapat memberikan dampak negatif bagi manusia ataupun lingkungan sekitar. Salah satunya yakni munculnya ektoparasit yang dapat menginfestasi kucing peliharaan apabila perawatan kebersihannya tidak maksimal.

Jenis Ektoparasit

Umumnya ektoparasit yang banyak menginfestasi kucing baik kucing peliharaan maupun kucing liar yakni tungau, kutu dan pinjal. Merujuk pada Siagian (2021) tungau yang menginfestasi kucing yakni Otodectes cynotis, Sarcoptes scabiei, Lynxacarus radovskyi, Cheyletiella sp. Sementara itu, kutu yang biasanya menyerang kucing yakni Felicola subrostratus, dan pinjal yakni Ctenocephalides felis.

Sifat tungau yang menyerang kucing yakni spesifik dan predileksinya (habibat) tertentu tergantung jenis tungau yang menginfestasi. Contohnya tungau Sarcoptes scabiei dan Cheyletiella sp habitatnya berada jaringan kulit kucing termasuk area daun telinga, wajah, kaki, bahkan tubuh hewan. Populasi tungau pada kucing dapat meningkat apabila kondisi telinga kucing lembab, suhu yang hangat dan tidak adanya cahaya karena memudahkan tungau untuk berkembangbiak. Meningkatnya populasi tungau dapat mempermudah penyebarannya dari kucing satu ke kucing lainnya.

Baca juga: Pentingnya peran front office management pada klinik hewan

Gejala dan Dampak Ektoparasit

Ektoparasit merupakan parasit yang hidup diluar tubuh inangnya. Mengacu pada Siagian dan Fikri (2019) penyebaran ektoparasit pada hewan harus dikendalikan karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan, kesakitan, menyebabkan kematian dalam jangka panjang, dan dapat menularkan penyakit ke manusia (zoonosis). Untuk mencegah penyebaran ektoparasit tentunya harus menjaga kebersihan hewan dan lingkungan, akan tetapi yang paling penting ialah mengenali tanda-tanda
munculnya ektoparasit sehingga dapat ditangani dengan segera.

Infestasi tungau Otodectes cynotis pada kucing menyebabkan kucing kerap menggaruk area telinga dan kotoran telinga berwarna gelap. Sedangkan infestasi tungau Lynxacarus radovskyi dapat menyebabkan penyakit Lynxacariasis dengan gejala adanya butiran merica atau pasir pada rambut, kebotakan pada kedua pelipis, dan ketidaknyamanan akibat rasa gatal. Tungau Sarcoptes scabiei dan Cheyletiella sp merupakan tungau kulit yang menyebabkan munculnya penyakit kudis atau scabies (mange) dengan indikasi rasa gatal, iritasi maupun keropeng pada kulit. Rasa gatal yang menyerang kucing membuat kucing menjilat rambut di area tersebut sehingga menyebabkan terjadinya gingivitis (radang gusi).

Baca juga: Urgensi Pemeriksaan Jantung Hewan

Infestasi kutu Felicola subrostratus yang memiliki sifat host spesifik dapat menyebabkan pruritis, iritasi, dermatitis, alopecia dan ketidaknyamanan karena rasa gatal pada kucing. Sementara pinjal Ctenocephalides felis biasanya menghisap darah pada kucing sehingga menyebabkan anemia. Selain itu, pinjal dapat berperan sebagai inang antara cacing pita Dipylidium caninum. Infestasi pinjal tergolong paling cepat dibandingkan ektoparasit lain karena karakteristik pinjal yang dapat melompat dari satu inang ke inang lainnya sangat cepat. (Indri Mariska)

Ingin mengikuti pelatihan terkait Veteriner? Daftar segera di IPB Training!
1. CPD Online Anesthesi pada Pasien Geriatri
2. Elektrokardiografi pada Hewan Kecil (Basic)
3. CPD Online Anesthesi pada Pasien dengan Gangguan Jantung

Gambar Sam Lion