Nyamuk adalah serangga terbang yang bisa hidup di berbagai jenis tempat seperti daerah pemukiman, daerah rural, daerah pinggiran, maupun daerah hutan. Beberapa jenis nyamuk yang berada di pemukiman meresahkan masyarakat karena bisa menjadi sumber dari berbagai penyakit. Berdasarkan Databoks 2022, tercatat 13.776 kasus DBD per Februari 2022.

Secara umum, Indonesia memiliki berbagai jenis nyamuk yang berkembang biak dengan bebas di kawasan pemukiman hingga daerah hutan sekali pun. Terdapat dua jenis nyamuk khas yang dimiliki Indonesia yakni oriental dan australian. Kedua jenis nyamuk tersebut memiliki habitat yang berbeda yaitu indoor atau berada di dalam ruangan/gedung dengan wadah air dan habitat outdoor seperti selokan, kolam, maupun rawa-rawa. Terdapat nyamuk-nyamuk tertentu yang asal penyebarannya berasal dari Australia namun nyamuk tersebut berada di oriental dan sebaliknya, tetapi akan ada jenis nyamuk yang lebih dominan karena daerah tersebut bukan habitat aslinya, seperti halnya di daerah Sulawesi yang jenis nyamuknya sangat spesifik dan berbeda karena adanya garis wallace.

Baca juga: Urgensi Pemeriksaan Jantung Hewan | Blog IPB Training

Habitat Nyamuk 

   Guru besar IPB University, Prof drh. Upik Kesumawati H., MS., Ph.D., seorang ahli di bidang Entomologi Kesehatan Veteriner memaparkan beberapa hal terkait keberadaan nyamuk yang hidup berdampingan di sekitar kita. Nyamuk yang hidup di sekitar pemukiman kebanyakan dari jenis Aedes dan Culex

Di daerah pemukiman, terdapat 2 jenis nyamuk Aedes yang berkembang biak secara aktif yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.  “Nyamuk Aedes aegypti biasa terdapat di dalam rumah dan berkembang biak di bak mandi, gentong atau tempayan, ember atau wadah-wadah air terbuka, hingga genangan air pada dispenser air minum. Sementara itu Aedes albopictus biasanya menempati genangan air yang berada di luar ruangan seperti ketiak daun, lubang pohon, kaleng-kaleng bekas, ban bekas, botol bekas yang tercecer di sekitar rumah dan tempat sampah,” jelas Prof drh. Upik Kesumawati H., MS., Ph.D.

Bagaimana perbedaan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus?

     Nyamuk Aedes aegypti ini sebenarnya berasal dari Afrika/Egypt yang kemudian tersebar ke berbagai belahan dunia melalui proses perdagangan dunia melalui pelayaran. Nyamuk jenis ini sangat adaptif di sekitar pemukiman karena manusia menyediakan habitat untuk nyamuk berkembang biak, seperti wadah air yang terbuka, genangan air, dan ventilasi udara yang kurang baik. Tersedianya genangan air  menyediakan sumber bagi makanan larva (jentik) nyamuk sehingga pekarangan dengan genangan air disukai nyamuk untuk berkembang biak. Selain keberadaan sumber air yang menjadi penyedia nutrisi bagi larva, suhu, kelembaban juga akan mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk.

Sementara itu, Aedes albopictus lebih menyukai habitat di luar rumah seperti ember yang terbuka, tong sampah yang menampung air, dan lubang-lubang pohon. Kedua jenis nyamuk Aedes tersebut merupakan vektor atau pemindah agen penyakit (virus) demam berdarah, virus chikungunya dan virus zika.

Jenis Nyamuk Lain di Pemukiman

    Selain, nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopicus. Jenis nyamuk lain yang terdapat di sekitar pemukiman adalah nyamuk Culex quinquefasciatus.  Nyamuk ini aktif di malam hari mengganggu orang melalui gigitannya. Habitat nyamuk ini berada di selokan yang tergenang dan air keruh yang sudah tercemar. Jenis nyamuk ini selain berperan sebagai pengganggu, juga dapat menularkan berbagai penyakit seperti filariasis dan radang otak (japanese encephalitis).

    Ciri-ciri jenis nyamuk Aedes secara umum memiliki warna belang-belang hitam putih pada tungkai, abdomen dan toraks nya. Antara Aedes aegypti dan Aedes albopictus dapat dibedakan dengan melihat corak putih pada bagian dorsal toraksnya. Sementara itu nyamuk Culex quinquefasciatus secara  umum berwarna coklat kemerahan baik pada tungkai, abdomen maupun pada toraksnya.

Bahaya Nyamuk di Pemukiman

        Nyamuk merupakan serangga yang aktif di siang (diurnal) dan di malam hari (nokturnal). Tidak selamanya jenis nyamuk  nokturnal tidak dapat ditemui ketika siang hari, tetapi memang kebanyakan nyamuk nokturnal lebih banyak ditemukan aktif  menghisap darah aktif di malam hari. Nyamuk bukan sekedar serangga yang meresahkan masyarakat, tetapi juga dapat mematikan. 

Menurut data WHO 2010, nyamuk Anopheles spp, vektor malaria setiap tahun dapat membunuh sekitar 600 ribu orang sehingga dikenal sebagai hewan pembunuh nomor satu di dunia.  Jenis-jenis penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk selain malaria, adalah demam dengue, demam chikungunya, demam Zika, filariasis (kaki gajah), radang otak (japanese encephalitis) pada manusia, dan pada hewan contohnya penyakit cacing jantung anjing dan kucing (dirofilariasis).

Terapkan 3M plus untuk Mengatasi Nyamuk di Pemukiman

Beberapa jenis nyamuk yang hidup di pemukiman warga dapat membuat resah karena dapat menjadi sumber penyakit. Untuk mengurangi nyamuk yang hidup di pemukiman, dapat dilakukan gerakan sederhana yaitu menerapkan 3M plus, yaitu menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, plus mencegah gigitan dengan berbagai jenis anti nyamuk yang bersifat repelan dll. Dengan menerapkan gerakan tersebut diharapkan dapat mengurangi kecemasan masyarakat akan penyakit yang  ditularkan melalui gigitan nyamuk yang hidup di sekitar permukiman.

Ingin mengikuti pelatihan terkait Entomologi Kesehatan? Ikuti segera di IPB Training!

 

Referensi: databoks.katadata.co.id dan promkes.kemkes.go.id

Gambar: AbelBrata